Karena ada perintah shalat, umat Islam mempunyai keinginan untuk membangun sebuah bangunan yang terlihat indah untuk sebuah masjid dan membuka wawasannya terhadap ilmu bangunan dan arsitektur. Karena diperintah sholat, ada ilmu kebersihan, ada ilmu kesehatan. Karena diperintahkan shalat, maka ada alat pengukur waktu, baik alat pengukur sinar matahari maupun jam.
Adanya ilmu kimia, kalkulus, aljabar, semua itu ada hubungannya dengan sholat; menyempurnakan pelaksanaan sholat. Karena ada perintah sholat, ada keinginan untuk mengadakan tekstil untuk menutupi aurat. Artinya shalat menjadi pokok pertama untuk membuat bahan-bahan seperti pakaian dan barang-barang yang lainnya. Shalat yang menjadi jiwa kemajuan umat islam khususnya, dan semua manusia pada umumnya. Dalam hal ini Rasulalah Saw bersabda yang artinya "shalat adalah mi'raj bagi orang yang beriman"
Dengan mendirikannya shalat, umat muslim akan naik derajatnya, pangkatnya, menjadi umat yang berbahagia dan mulia di akhirat. Cuman shalat itu ada dua macam, ada yang sekedar shalat, ada yang mendirikan shalat; seperti halnya orang yang membasahi badan ketika mandi.
Dalam satu hadis dijelaskan, shalat yang lima waktu itu seperti rumah dengan pancuran dan kemudian pemiliknya mandi lima kali sehari, tidak mungkin di tubuhnya masih ada kotoran apabila mandinya bersih bukan sekedar membasahkan diri
Allah SWT bersabda dalam surat Thaha ayat 14 yang artinya "Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku." kalau shalat asal-asalan Allah juga mengancam dalam surat Al-mu'minun ayat 4-5 yang artinya "maka celakalah bagi orang yang shalat (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya," Tegasnya orang yang tidak memperhatikan hal-hal dalam shalatnya, melalaikan waktu, tidak khusyu' dalam shalatnya. Sifat yang seperti itu tergolong sifat orang munafiq seperti yang terdapat dalam surat An-nisa ayat 142 yang artinya "Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali."
Nabi Ibrahim a.s walaupun sering shalat serta ahli dalam shalat, namun dirinya tetap meminta kepada Allah supaya dirinya dan keturunannya bisa melaksanakan shalat. Orang yang akan melaksanakan shalat harus memepersiapkan bahan-bahan seperti yang akan membangun rumah. Serta harus benar-benar dan harus mau memelihara yang sudah terwujud. Orang yang melaksanakan shalat harus menjauhi fahsya, yaitu dari segala kejahatan dan kemungkaran. Tidak pamer jika mempunyai sesuatu, jika bahagia tidak lupa terhadap Allah SWT yang memberikan kenikmatan dan kebahagiaan, tidak putus asa jika diberikan cobaan.
Shalat itu ada waktunya, tapi kalau menyempurnakan gerakan-gerakan shalat seolah ada dangiang dan tapakna, juga menjaga shalat yang sudah dilaksanakan, harus setiap waktu, harus jadi penghalang dari kemungkaran kalau shalat hanya sekedar ruku sujud, siapa yang akan menyebutkan dampak atau susah? Tapi ini ada kaitannya dengan pekerjaan sehari-hari dan akhlak. Itu sebabnya bisa dianggap mudah dan sulitnya.
Shalat itu rukun islam, misalnya ada umat islam yang berani meninggalkan shalat, artinya sudah meruntuhkan agamanya sendiri secara tidak sadar. Hukuman meninggalkan shalat walaupun didunia tidak diterapkan, pasti di akhirat sudah di tentukan oleh pengadilan ilahi. Tapi akbat meninggalkan shalat, di dunia juga : tidak sopan, kemaksiatan membawa kecelakaan.
Orang yang tidak melaksanakan shalat, dalam kurun waktu sehari semalam sekurang-kurangnya 87 kali takbir, 9 kali mengucapkan 2 kalimat syahadat, 27 kali mengucapkan bismillahirahmanirrahim. Walaupun tidak sadar mengandalkan tauhid, tapi kalau terlalu sering akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang terus menerus akan sempurna nanti akan menjadi keyakinan, yakin oleh adanya kekuasaan Allah yakin Allah yang maha tunggal.
Shalat itu ada aturannya, komplit syarat dan rukunnya dan pembatalannya. Aturan harus di pahami. Usaha memahami aturan jadi jembatan untuk bisa bertanya kalau ada yang belum dimengerti, ilmu jiwa berkata manusia akan berpikir kalau menemukan kesulitan. Untuk memudahkan kesulitan, fikiran harus di latih atau di asah. Shalat itu suatu pekerjaan batin yang dibersamai dengan gerakan jasad. Dalam shalat, rohani dan jasmani kita dipersembahkan untuk Allah. Maksud kita merasa bergetar hati keluar dengan kata-kata dan gerakan jasmani, kelakuan itu disebut dengan bahasa tingkah laku.
Bahasa adalah alat untuk berfikir, kita tidak akan bisa berfikir kalau tidak punya bahasa. Dari keterangan yang sudah dijelaskan analogi, shalat itu bisa jadi alat untuk menjernihkan fikiran. Orang yang suka shalat, jika menemukan kesusahaan atau kebingungan, tidak akan keliru. Tapi akan mencari air wudhu, kemudian duduk menghadap Allah, meminta supaya dirinya terbebas dari kebingungan, atau diberikan kesabaran dan kekuatan. Dengan cara ini dia merasa bahagia. Orang islam merasa malas jika akan pergi kesuatu tempat sebelum dia melaksanakan shalat. Tapi sebaliknya kalau dia sudah shalat, akan terasa ringan. Oleh karena itu, shalat itu cukup mengobati jiwa. Kesenangan yang bukan seperti nongkrong di bioskop, sumber kesenangan manusia ruhani manusia sendiri. Dzikir di masjid juga akan membuat dia senang, hiburan kadang-kadang menambah pusing jika hati tidak tenang.
Melaksanakan shalat jika ingin sah, harus bersih dari hadas kecil dan besar, suci dari najis baju, badan, dan tempat. Kalau shalat mau sempurna kita harus berdiri, supaya bisa kuat di akhirnya kita harus sehat. Supaya kita sehat kita harus bisa menjaga diri dari penyakit, oleh karena itu kita harus apik dari makanan dan minuman.
Jika difikir-fikir, shalat yang lima waktu mendidik umat islam : agar sehat jasmani terutama rohani, pintar dan mengerti segala urusan yang penting, banyak keinginan untuk ibadah, saling menyayangi saling mengasihi antar satu sama lain, disiplin tidak melupakan kewajiban, saling mendo'akan untuk jalan kebaikan, dan lain sebagainya.
Penulis : Febrina Nurul Hidayah
Tidak ada komentar
Posting Komentar