Pondasi Pertama Seorang Anak
Terkait dengan meniru ibunda para ulama, ini tidak hanya diyakini oleh umat Islam saja. bahkan di luar agama Islam meyakini bahwasannya dibalik pria yang hebat, ada wanita yang hebat pula (ibu/istri). Tapi yang paling utama ibu, karena ibu yang meletakkan pandosi pertama karakter seorang anak. Anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang hebat, tahan terhadap cobaan, sabar, ini adalah karena pondasi pertama pendidikan seorang ibu. Maka, di kemudian hari, istrinya hanya menikmati dan support hasil pendidikan yang diberi oleh seorang ibu.
Pertumbuhan Seorang Anak
"Dan tanah yang baik, tanaman-tanaman tumbuh subur dengan izin Tuhan, dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannyo yang tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur." (QS. Al-A'raf: 58)
Seorang anak akan tumbuh dengan baik jika berasal dari orang tua khususnya ibu yang memiliki sifat-sifat yang baik dan bekal-bekal ilmu parenting yang baik sehingga dapat membentuk karakter yang baik pada anak. Namun, bukan hanya dengan faktor tersebut. seorang ibu yang hebat untuk menumbuhkan anak yang hebat pula tentunya juga dengan izin dan kehendak Allah.
Kehendak Allah
Kesalahan yang menyebabkan anak tidak tumbuh dengan karakter yang baik belum tentu terletak pada orang tua nya. Karena bisa jadi orang tua sudah memberikan pendidikan yang baik, tetapi jika Allah tidak menghendaki. maka anak tersebut tidak bisa tumbuh menjadi anak yang sholih. Maka selain upaya orang tua untuk mendidik anak- anaknya, haruslah disertai dengan berdoa kepada Allah agar senantiasa memudahkan dan meridhal kita sebagai orang tuanya untuk mendidik anak kita menjadi anak yang shalih dan shalihah.
Contoh Kisah Anak-Anak Nabi
Sebagian besar anak Nabi Yaqub adalah anak-anak yang sempat berlaku Jahat kepada adiknya. Ada pula yang tumbuh menjodi Nabi yang shalih yaitu Nabi Yusuf. Nabi Yaqub sudah mendidik anak-anaknya dengan tepat karena beliau seorang Nabi. Akan tetapi, karena Allah berkehendak lain, sebagian anaknya ada yang shalih, sebagian lagi ada yang tidak
Begitu pula dengan Nabi Nuh. Beliau tidak pernah lelah untuk berdakwah & menasehati anak & Istri. Akan tetapi kehendak Alloh yang menentukan. Ketika putranya hampir tenggelam, Nabi Nuh tetap mengajak putranya untuk masuk ke dalam agama Islam dan masuk ke dalam kapal yang beliau buat, tapi putranya menolak dan mati dalam keadaan kafir. Apa yang dilakukan Nabi Nuh, itulah yang harusnya dilakukan oleh setiap orang tua yaitu memaksimalkan apa yang bisa dilakukan. Senantiasa memohon kepada Allah supaya anaknya menjadi anak yang shalih.
Al Ummu Madrasatul Ula
Seorang penyair Mesir, Hafidz Ibrahim, berkata, Ibu adalah madrasah, apabila anda mempersiapkannya berarti anda menyiapkan generasi yang terdidik
Dengan peran ibu mendidik seorang anak yang shalih dan shalihah, maka diharapkan nanti generasi-generasi yang tumbuh dari seorang ibu yang terdidik pula. Hendaknya kita sebagai seorang ibu/calon ibu, bersemangat untuk mempelajari ilmu syar'i, ilmu yang berkaitan dengan aqidah, fiqih, parenting dil.
Harapan Seorang Ibu
Dari seorang ibu yang shalihah, nanti akan melahirkan anak-anak yang shalih dan shalihah. Jangan malu untuk mempelajari ilmu-ilmu baru, salah satu motivasi agar kita bersemangat dalam belajar adalah supaya nanti kita bisa mengajarkan kepada anak-anak kita, seperti mengajarkan membaca Al-Qur'an. Karena ketika anak mampu membaca Al-Qur'an karena didikan dari ibunya, maka ibunya akan mendapat aliran pahala terus menerus tiada putus.
Cerdas & Sabarnya Ummu Sulaim
Merelakan Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu untuk membantu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam karena kecintaannya pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Meminta mahar berupa masuk Islamnya
Abu Thalhah radhiyallahu 'anhu. Sabarnya Ummu Sulaim saat anaknya meninggal dunia.
Seorang anak-anak fitrahnya memang ingin selalu diperhati- kan oleh kedua orang tuanya, jangan sampai kita terlalu sibuk dengan pekerjaan, sibuk dengan gadget. sehingga jika terjadi sesuatu pada anak, anak tidak mampu mengungkapkan isi hatinya, karena orang tua hanya mampu memberikan kebutuhan- kebutuhan fisik saja (makanan, pakaian. materi, dll). Adapun apresiasi, perhatian dan kasih sayangnya masih sangat kurang didapatkan oleh sebagian anak.
Bahkan ada orang tua yang tidak peduli atas apa yang anak rasakan. Harusnya orang Itua memberikan perhatian kepa -da anak & tidak mengabaikan Jangan sampai anak merasa terabaikan dan tidak memiliki koneksi dengan orang tuanya, sehingga anak tidak mampu mengungkapkan perasaannya. Memang boleh seorang Ibu memiliki pekerjaan/bisnis, tapl tetap kewajiban utama seorang Ibu adalah membersamai anak-anaknya.
Ingat, kita mungkin member- samai anak-anak kita tidak lama, ketika sudah dewasa mereka akan menikah dan pergi dengan kehidupannya, atau mungkin kita sendiri yang diambil terlebih dahulu oleh Allah. Manfaatkan moment bersama anak dengan sebaik-baiknya, dengan kita memberikan perhatian kepada anak, maka anak akan merasa dihargai dan akan menghargai apa saja nasihat kita dan apa yang kita lakukan terhadapnya.
Ketabahan Asma' binti Abu Bakar
Ibunda Abdullah bin Zubair (sahabat) dan 'Urwah bin Zubair (tabi'in). Di awal pernikahannya dengan az Zubair, beliau ikut merawat kuda dan unta az Zubair radhiyallahu 'anhu. Dikenal sebagai seorang yang sangat dermawan, meniru ayahnya dan sifat ini ditiru oleh 'Urwah bin Zubair.
Perbuatan baik atau buruk yang dilakukan oleh orang tua terkadang langsung bisa ditiru oleh anaknya Hendaknya orang tua mencontohkan hal- hal yang baik, seperti dermawan, murah senyum, rajin, ulet dil, maka ketika anak melihat orang tuanya seperti itu. tentu anak akan mudah untuk meniru kedua orang tuanya. Anak sebagai peniru ulung akan lebih mudah melakukan apa yang anak lihat daripada apa yang anak dengarkan.
Kalau orang tua sering menunjukkan perilaku yang kurang baik di rumah seperti, berbohong, membantah, marah, memukul, maka jangan heran kalau nanti anak berbuat semacam itu entah kepada teman, saudara, atau kelak dengan pasangannya. Oleh karenanya, ajarkan kepada anak hal-hal baik yang bisa diusahakan agar anak juga menirunya. Tunjukkan bahwa kita sebagai orang tua adalah contoh bagi anak, tunjukkan bahwa kita semangat belajar mengamalkan Ilmu yang sudah dipelajari.
Pengaruh Lingkungan & Makanan
Hasan al Bashry yang tinggal dalam asuhan ibu dan Ummahatul Mu'minin Ummu Salamah radhiyallahu 'anha. Dia juga disusui Ummu Salamah radhiyallahu anha. Hasan pernah di doakan oleh Umar bin Khattab, "Ya Allah pahamkan lah dia tentang urusan agamaMu dan jadikanlah orang-orang mencintainya."
Inilah dampak dari nutrisi dari seorang Ummahatul Mu'minin. Anak yang mendapat nutrisi yang baik, maka kelak dia akan tumbuh menjadi anak yang shalih. Hasan juga memiliki lingkungan hidup yang baik, galtu lingkungan para sahabat Di lingkungan orang-orang yang shalih diantara adabnya adalah tatkala melihat anak-anak maka dianjurkan untuk mendoakan anak tersebut.
Sebaliknya, makanan yong haram juga akan berpengaruh pada doa. Maka makanan dan asupan nutrisi yang haran, atau yang diperoleh dari cara yang tidak halal akan berpengeruh kepada doa seorang hamba, bisa jadi doa tersebut tidak dikabulkan oleh Allah. Selain itu juga berdampak pada perilaku dan karakter seorang anak.
Seperti kisah Imam al Haramain Abdul Malik bin Abdullah al Juwainy yang semasa bayi pernah diberi susu budak tetangganya. Akhirnya Abdul Malik tumbuh dewasa, namun beliau tidak fasih dalam melafalkan lafadz tertentu. Itu dikarenakan air susu yang diberikan tanpa izin orang tuanya. Maka, mkanan/minuman yang haram akan berpengaruh pada doa dan karakter seorang anak.
Ibunda Imam Asy-Syafi'i mem- bawa Imam Asy-Syafi'i kecil yang hijrah ke Makkah. Iman Asy-Syafi'i tinggal bersama salah satu kabilah Arab Badul, kabilah Hudzall, yang terkenal Fasih berbahasa arab, selama 10 tahun. Sehingga beliau menjadi fasih berbahasa bahkan memiliki banyak syair yang kemudian dibukukan dalam Kitab "Diwan Asy-Syafi'i"
Pengaruh dari lingkungan yang baik, apa yang anak lihat dan dengar akan terekam di memorinya & akan mencontoh hal yang baik tersebut. Beda dengan orang tua yang gemar melakukan hal-hal buruk, seperti berkata kotor dil, maka anak pun akan mencontoh hal-hal buruk tersebut. Jangan biarkan anak-anak merekam dalam memoringa hal-hal buruk dari apa yang mereka alami sehari-hari, dari tontonan yang sering mereka lihat.
Nasehat Para Ibunda Ulama
Ibunda Muhammad bin Abdurrahman al Makhzumy
Ibunya berkata, "Kamu ini diciptakan dengan penampilan yang membuatmu tidak cocok bergaul dengan anak muda. Maka jadilah orang yang taat beragama dan berilmu. Sebab, kedua hal ini akan menyempurnakan semua kekurangan dan. menghilangkan semua keburukan." Ibunda Imam Malik bin Anas
Saat Imam Malik masih kecil, beliau meminta jin untuk belajar. Ibunya pun menyiapkan pakaian penuntut ilmu (santril, memakaikan surban untuk putranya dan menyisipkan uang saku untuknya. Sembari berkata, "Pergilah ke majelisnya Rabi'ah Pelajari bagaimana odabnya sebelum kau ambil Ilmunya. Dan Imam Malik pun berangkat.
Ibunda Sufyan ats Tsauri
Ibunya berkata, "Wahal puteraku, tuntutlah ilmu, dan aku siap membiayaimu dari pintalanku wahai puteraku, jika engkau telah mencatat sepuluh kalimat, maka perhatikan, apakah engkau bertambah takut, sabar, dan sopan? Jika engkau tidak demikian, maka ketahuilah bahwa semua kalimat tadi akan membahayakanmu dan tidak bermanfaat bagimu."
Memilih Lingkungan yang Tepat
Ketika kita hendak memili tempat tinggal, maka pilihlah yang tepat. pilih tetangga yang baik & tidak bermasalah. Selayaknya kita harus memilih lingkungan terlebih dahulu sebelum memilih rumah, karena pengaruhnya dalam keluarga sangatlah besar, terutama dalam hal pendidikan anak. Salah memilih lingkungan maka nanti bisa berdampak dengan hal-hal yang tidak kita inginkan pada kehidupan bermasyarakat, terutama bagi anak.
Kalau tidak ada pilihan lain untuk berpindah dari lingkungan yang kurang kondusif, maka usahakan untuk memini- malisir interaksi anak dengan teman sebaganya yang dirasa bisa membawa dampak buruk untuk pembentukan karakter anak. Atau bisa dengan pengawalan dan pengawasan kita sebagai orang tua. Jadi kita masih bisa mengontrol apa saja yang dilakukan oleh anak dengan teman sebayanya sebagai bentuk tarbiyah kita. Tarbiyah tidak harus di dalam sebuah lembaga, bisa jadi dalam bentuk teguran ketika anak-anak sedang bermain. Karena terkadang untuk memperoleh akhlak yang mulia harus dengan teguran.
Atau bisa dari ibu-ibunya membuat kegiatan bersama yang bermanfaat, agar anak-anaknya tidak hanya bermain- main tanpa arah. Cari kegiatan yang bermanfaat seperti montessori, tidak harus dengan membeli alat-alatnya, cukup pergunakan barang yang telah dipunya, atau dari bahan-bahan alami gang ada di sekitar lingkungan rumah. Bisa juga dengan membaca buku, tentunya dengan buku-buku yang kontennya baik dan mendidik sesuai dengan tingkatan umurnya. Sehingga kita dengan mudah bisa memantau gerak-gerik anak dalam mereka bersosialisasi.
Kayla Mumtaz Farhanah
Insight Cyber Media
kaylakay.2727@gmail.com
@kaylafarhanah
Tidak ada komentar
Posting Komentar