Instagram dan tiktok menjadi platform favorit untuk melihat video-video singkat. Tidak hanya melihat akan tetapi masyarakat yang memiliki akun di setiap platform tersebut dapat mengunggah dan berbagi video kepada pengguna yang lain. Dahulu, instagram hanya focus pada memperlihatkan foto-foto terbaik, namun kini tersedia fitur baru "reels" namanya. Di sini pengguna dapat membuat dan mengunggah video kreasinya sendiri dengan mudah. Terlebih tidak ada batasan jenis pada videonya selama tidak mengandung SARA, maka video yang dibuat tidak akan di band atau dilarang untuk ditayangkan. Para pengguna bisa saja membuat video bertemakan pendidikan, komedi, kuliner, dll. Fitur ini mirip dengan platform tik tok yang hanya menayangkan video saja. Semakin bertambah hari, kedua platform ini semakin ramai dan menjadi media sosial favorit masyarakat terutama anak-anak muda.
Video yang ditayangkan biasanya berdurasi satu sampai tiga menit. Hal demikian yang membuat penonton merasa tidak bosan, tidak seperti saat mereka melihat video youtube yang durasinya bsa berjam-jam. Di samping itu, video-video yang ada biasanya dilengkapi dengan berbagai macam back sound seperti musik atau suara-suara tambahan dari pembuatnya.
Jenis video ini juga cocok untuk menyebarluaskan pengetahuan agama meskipun dalam waktu yang singkat namun sangat berisi dan mudah diterima oleh masyarakat. Video-video yang berisi tentang agama memang terlihat lebih baik. Akan tetapi tak semua konten agama yang dimuat bisa dipastikan kebenarnnya. Tidak sedikit video yang hanya menayangkan sepenggal informasi yang kurang tepat. Sebagaimana menggunakan ayat tentang bolehnya laki-laki untuk menikahi lebih dari satu perempuan. Namun, hanya berhenti diayat tersebut sedangkan ayat setelahnya tidak diterangkan padahal ayat selanjutnya membawa pesan yang sama pentingnya karena menerangkan syarat-syarat diperbolehkannya poligami yang harus dipenuhi. Hal demikianlah yang berbahaya karena tidak semua viewers bisa menyaring informasi yang ia dapat dari media social. Mungkin tak apa jika yang melihat video tersebut adalah orang-orang yang mengetahui aturan-aturan atau dasar-dasar penggunaan hukum agama islam. Namun, sangat menghawatirkan bagi orang-orang yang belum bisa memahami agama lebih dalam dan kemudian percaya secara mutlak serta menganggap video tersebut sebagai satu-satunya sumber yang valid.
Video yang ditayangkan biasanya berdurasi satu sampai tiga menit. Hal demikian yang membuat penonton merasa tidak bosan, tidak seperti saat mereka melihat video youtube yang durasinya bsa berjam-jam. Di samping itu, video-video yang ada biasanya dilengkapi dengan berbagai macam back sound seperti musik atau suara-suara tambahan dari pembuatnya.
Jenis video ini juga cocok untuk menyebarluaskan pengetahuan agama meskipun dalam waktu yang singkat namun sangat berisi dan mudah diterima oleh masyarakat. Video-video yang berisi tentang agama memang terlihat lebih baik. Akan tetapi tak semua konten agama yang dimuat bisa dipastikan kebenarnnya. Tidak sedikit video yang hanya menayangkan sepenggal informasi yang kurang tepat. Sebagaimana menggunakan ayat tentang bolehnya laki-laki untuk menikahi lebih dari satu perempuan. Namun, hanya berhenti diayat tersebut sedangkan ayat setelahnya tidak diterangkan padahal ayat selanjutnya membawa pesan yang sama pentingnya karena menerangkan syarat-syarat diperbolehkannya poligami yang harus dipenuhi. Hal demikianlah yang berbahaya karena tidak semua viewers bisa menyaring informasi yang ia dapat dari media social. Mungkin tak apa jika yang melihat video tersebut adalah orang-orang yang mengetahui aturan-aturan atau dasar-dasar penggunaan hukum agama islam. Namun, sangat menghawatirkan bagi orang-orang yang belum bisa memahami agama lebih dalam dan kemudian percaya secara mutlak serta menganggap video tersebut sebagai satu-satunya sumber yang valid.
- M. Daffa Alrafi
Tidak ada komentar
Posting Komentar