Psikologi kerap dikaitkan dengan pendidikan, karena menurut kamus KBBI, psikologi adalah ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku, ilmu pengetahuan, tentang gejala, dan kegiatan jiwa. Sedangkan menurut kamus KBBI, pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang ataupun kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran maupun pelatihan. Keduanya secara bersamaan bergerak di dalam proses perilaku dan mental seseorangdengan ruangnya masing - masing. Pendidikan sebagai wadahnya dalam proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang, dan psikolog sebagai ilmu yang ada dalam proses tersebut.
Semakin berkembangnya jaman, kini manusia kerap mengeluh, menyerah dengan persoalan atau masalah yang menghampiri mereka. Mereka bekerja, belajar, tanpa memerhatikan psikis atau mental pada dirinya. Sehingga tidak jarang mereka memutuskan untuk melakukan tindakan bunuh diri, atau jatuh ke dalam mental yang kurang sehat, seperti stres dan depresi. Diantara salah satu penyebabnya yaitu, tidak adanya keseimbangan antara fisik yang selalu aktif bergerak melakukan aktivitas dengan mental yang ada di dalam fisik itu sendiri. Sehingga menimbulkan hal yang serius seperti depresi dan sebagainya. Namun kini jaman semakin canggih, kita sebagai manusia dapat berbagi cerita atau tempat untuk berkeluh kesah, dengan cara konsultasi kepada psikolog atau psikiater secara online maupun offline.
Dan jika ditanyakan seberapa penting psikologi dalam pendidikan? Jawabannya sangat penting sekali, karena harus digaris bawahi, bahwasannya psikologi ini ilmu yang mempelajari perilaku atau mental seseorang, dan sedangkan pendidikan adalah tempat seseorang atau kelompok itu berproses dalam mengubah perilaku atau mental seseorang tersebut. Hal ini dapat dilihat dari segi pendidikan, guru tidak hanya bertugas sekadar mengajari muridnya, namun guru diharuskan untuk memperhatikan sikap dan perilaku yang dimiliki oleh setiap muridnya. Karena perilaku setiap murid tidak akan ada yang sama, dikarenakan mereka semua datang dari latar belakang keluarga, teman, dan lingkungan yang berbeda - beda. Sehingga dalam proses penerimaan belajarnya pun dengan cara yang berbeda - beda.
Dan jika ditanyakan seberapa penting psikologi dalam pendidikan? Jawabannya sangat penting sekali, karena harus digaris bawahi, bahwasannya psikologi ini ilmu yang mempelajari perilaku atau mental seseorang, dan sedangkan pendidikan adalah tempat seseorang atau kelompok itu berproses dalam mengubah perilaku atau mental seseorang tersebut. Hal ini dapat dilihat dari segi pendidikan, guru tidak hanya bertugas sekadar mengajari muridnya, namun guru diharuskan untuk memperhatikan sikap dan perilaku yang dimiliki oleh setiap muridnya. Karena perilaku setiap murid tidak akan ada yang sama, dikarenakan mereka semua datang dari latar belakang keluarga, teman, dan lingkungan yang berbeda-beda. Sehingga dalam proses penerimaan belajarnya pun dengan cara yang berbeda - beda. Contohnya dalam video youtube yang berjudul "Guru Inspiratif: Mrs. Thompson". Di dalam video tersebut, diceritakan bahwasannya ada seorang murid bernama Teddy Sttalard yang memiliki semangat belajar yang sangat tinggi, cerdas serta mudah bergaul dengan temannya. Namun, hal itu berputar 180°, ketika Teddy kehilangan seorang ibu yang dicintainya. Teddy menjadi seorang murid yangselalu murung, dia memilih menyendiri, dibandingkan bergaul dengan teman - temannya.
Adapun pengertian dari pendidikan karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak. Kemudian alasan memilih pendidikan karakter adalah cara terbaik dalam menanamkan karakter baik pada anak – anak, cara meningkatkan prestasi akademik, sebagian siswa tidak mudah beradaptasi dengan lingkungannya, dan persiapan siswa dalam menghargai pihak lain yang beragam, dll (Sudrajat: 2011). Lickona (1991) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti. Bertitik tolak dari definisi tersebut, ketika kita berpikir tentang jenis karakter yang ingin kita bangun pada diri para siswa, jelaslah bahwa ketika itu kita menghendaki agar mereka mampu memahami nilai-nilai tersebut, memperhatikan secara lebih mendalam mengenai benarnya nilai-nilai itu, dan kemudian melakukan apa yang diyakininya itu, sekalipun harus menghadapi tantangan dan tekanan baik dari luar maupun dari dalam dirinya. Dengan kata lain mereka meliliki kesadaran untuk memaksa diri melakukan nilai-nilai itu.
Psikologi dan Pendidikan Islam pada dasarnya mempunyai corak yang sama dalam melihat berbagai kasus dalam bangunan keilmuan, sehingga dalam kajian keislaman seperti Pendidikan islam, dibuthkan pendekatan untuk melihat sebuah fenomena social lebih dalam, yaitu dengan pendekatan psikologi. Di Indonesia banyak ditemukannya para pendidik yang kurang memahami aspek-aspek psikologi anak dalam Pendidikan. Komnas PA melalui Pusdatin mencatat Sebagian besar kekerasan anak terjadi di lingkungan terdekat seperti rumah dan sekolah, 62% kekerasan terhadap anak terjadi di lingkungan terdekat keluarga dan sekolah, dan 38% kekerasan terhadap anak terjadi di ruang publik.
Pola asuh Pendidikan pada anak harus sesuai dengan kondisi psikologis anak. Dan mendidik anak dengan prespektif psikologi islam akan menjadikan anak lebih sehat jiwanya yaitu mereka akan memiliki kondisi fisik yang prima, kecerdasan mental intelektual yang tinggi, kondisi Kesehatan jiwa/ kepribadian yang matang dan stabil dalam mental emosionalnya. Mendidik anak dengan presfektif psikologis islam akan menciptakan keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh, dengan cara melatih jiwa, akal pikiran, fisik, ruhaniahnya, karena pada dasarnya Pendidikan harus mengupayakan tumbuhnya seluruh potensi manusia.
Maka dengan demikian, psikolog islam ini sangat berperan penting dalam pendidikan karakter siswa, karena tidak semua siswa dapat menceritakan yang sedang dilaluinya. Begitu juga tenaga pengajar tidak dapat selalu memperhatikan secara detail para pendidiknya dengan detail. Sebab pengajar lebih sedikit dibanding para pendidiknya. Sehingga, terjadilah ketidakseimbangan dalam dunia pendidikan ini, dan penulis berharap dunia pendidikan di masa depan lebih baik dari sekarang. Dan diharapkan dunia pendidikan di masa yang akan mendatang lebih memerhatikan lebih para pendidik dalam segi kesehatan mentalnya ataupun kejiwaannya. Sehingga pendidik dapat menuntut ilmu dengan mental yang sehat dan mental yang kuat dan pada akhirnya belajar bukan sesuatu yang membebankan, namun menjadi suatu hal yang menyenangkan. Pendidikan Indonesia maju dengan konsep pendidikan karakter yang didukung oleh peran psikologi yang bersungguh-sungguh dalam mengusung kurikulum Merdeka Belajar.
Reporter: Gina Nabillah
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar