Bandung, Insight-Cybermedia.com - Perkuliahan kembali beralih secara luring atau lebih dikenal dengan istilah offline, karenanya perguruan tinggi dimanapun mempersiapkan fasilitas maupun pelayanan terbaik untuk mahasiswa. Demikian juga UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dikenal dengan PTKIN nomor satu di Indonesia ini membuat regulasi-regulasi yang kelak diumumkan sebagai prosedur masuk perkuliahan secara offline.
Mahasiswa UIN Bandung memakai transportasi yang beragam dalam perjalanannya menuju kampus. Motor adalah salah satu kendaraan yang banyak digunakan oleh mahasiswa UIN Bandung, selain fleksibel dalam penggunaannya, motor dianggap lebih cocok digunakan mahasiswa mengingat tidak sedikit pengeluaran keuangan mahasiswa menjadi perhatian. (10/06/2023)
“Seneng banget! Bisa masuk perkuliahan secara offline kembali, karena perkuliahan secara online sebetulnya lebih rentan melakukan pelanggaran etika seorang mahasiwa. Bukan hanya offcam atau tidur ketika perkuliahan berlangsung, tapi yang dimaksud ialah copy paste tugas-tugas mata kuliah. Tapi hal itu juga jika dilihat dari sisi lain, mungkin bisa dimaklumi. Karena mahasiswa tidak mengerti secara utuh pengajaran yang dilakukan secara online,” ujar Iqbal sebagai mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum.
Tentu dalam system perkuliahan secara dari daring diketahui beberapa kelemahan yang patut untuk diperhatikan dan dievaluasi, begitu pula dengan perkuliahan secara luring. Terdapat beberapa kelemahan yang menjadi keresahan mahasiswa UIN Bandung hingga saat ini.
“Jujur ya, saya sendiri kalau melihat kondisi kampus seperti ini. Mending taroh motor aja diluar, masuk ke kampus jalan kaki aja. Buktinya sbleaker dan body motor saya rusak karena diserempet terus, padahal ketika parkir saya pastikan tempatnya aman, tidak akan tersenggol motor lain,” ujar Rafli sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.
UIN Bandung dalam setiap penerimaan mahasiswa barunya, selalu menerima lebih dari seribu mahasiswa. Reputasi UIN Bandung telah banyak didengar di Indonesia, karenanya banyak sekali mahasiswa yang mendaftar ke UIN Bandung.
“Kalau boleh saran ya, daripada motor berdempetan terus seperti ini, mending kampus membuat satu lahan parkir yang sangat luas dan khusus parkiran untuk mahasiswa UIN Bandung. Kampus prestisius nih bro, yakali tidak akan banyak peminatnya. Masalahnya pernah kejadian ada satu motor terjatuh, dan motor lain ikut terjatuh juga, merembet gitu. Setelah ini, siapa yang mau tanggung jawab?,” ujar Faisal sebagai mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Permasalahan parkiran transportasi di UIN Bandung ini tidak hanya soal kerusakan motor, tapi juga masalah macet yang tidak jarang menyulut emosi mahasiswa atau civitas Akademika UIN Bandung. Utamanya pengendara motor seringkali ditemui bentrok terus dengan pengendara mobil, karena mobil dianggap penyebab kemacetan transportasi di UIN Bandung.
“Apa salahnya sih, kita kali-kali jangan ada yang bawa transportasi ke UIN Bandung? Kali-kali gitu jadi kayak Car Free Day di Dago. Kan enak tuh kita gak usah ngerasa sempit ini kampus, mau nyebrang aja kaget karena tiba-tiba ada motor yang bawanya kenceng atau mobil yang bikin antri kayak diterminal,” ungkap Ikhsan mahasiswa Fakulutas Adab dan Humaniora.
UIN Bandung merupakan kampus yang prestisius di Indonesia, hingga mahasiswa yang mendaftar sangat banyak. Dan ini menyebabkan situasi yang mungkin sudah ada sebelumnya, namun permasalahan dari situasi ini puncaknya ialah pada saat ini.
Indra Margana
@marganaid
Komunikasi Penyiaran Islam
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar