215 Mahasiswa Penerima Beasiswa Bank Indonesia Jawa Barat Fokus Asah Skill Digital Marketing

Insight-Cybermedia.com, Bandung – Pelatihan sertifikasi Digital Marketing bagi penerima beasiswa Bank indonesia atau Generasi Baru Indonesia (GenBI) kembali menjadi program yang paling diminati dalam rangkaian kegiatan sertifikasi BNSP oleh Bank Indonesia Jawa Barat. Dari total 350 peserta, sebanyak 215 mahasiswa memilih kategori ini sebagai prioritas untuk mengasah keterampilan digital mereka.

Pelatihan dilaksanakan secara daring pada tanggal 9 November 2024, mulai pukul 09.00 hingga 16.00 WIB. Kegiatan diawali dengan sesi pematerian mengenai strategi Digital Marketing, yang dirancang untuk memberikan pengetahuan praktis dan relevan di era transformasi digital. Program ini diakhiri dengan sesi brainstorming per kelompok, di mana peserta dibagi menjadi beberapa tim untuk merancang rencana pemasaran digital yang nantinya diterapkan pada desa wisata dan UMKM binaan Bank Indonesia Jawa Barat.

Dalam program ini, Bank Indonesia Jawa Barat bekerja sama dengan Magnet Solusi Integra, sebuah lembaga pelatihan yang berpengalaman dalam membantu proses sertifikasi BNSP. Nina Rahmawati, perwakilan dari Magnet Solusi Integra, menjelaskan pentingnya keterampilan Digital Marketing di era modern. "Digital marketing sangat relevan dengan perkembangan zaman. Keahlian ini tidak hanya membantu generasi muda menghadapi era digital, tetapi juga memperluas peluang karir mereka karena bidang ini memiliki prospek yang sangat luas," ungkapnya.

Kolaborasi antara Bank Indonesia dan lembaga pelatihan bertujuan untuk memberikan pelatihan berkualitas tinggi sekaligus mempersiapkan para peserta menjadi tenaga kerja unggul yang berdaya saing. Menurut Nina Rahmawati, melalui program ini, peserta diharapkan mampu mengimplementasikan keahlian digital mereka dalam mendukung pengembangan ekonomi lokal melalui sektor pariwisata dan UMKM binaan.

Laporan: Nanda Fadilah

Peluang Emas Meniti Karir di Bank Indonesia, Simak Rahasia Suksesnya!


Insight-Cybermedia.com, Bandung – Acara Bank Indonesia Goes to Campus yang diselenggarakan di Universitas Islam Negeri (UIN), mahasiswa mendapatkan informasi penting tentang peluang karir di Bank Indonesia (BI), termasuk jalur seleksi Pendidikan Calon Pegawai Muda (PCPM). Event ini menarik perhatian karena membahas salah satu seleksi kerja yang dikenal ketat di Indonesia, sejajar dengan perusahaan besar seperti Sampoerna dan Astra.

Ibu Indri, Asisten Direktur Bank Indonesia yang menjadi pembicara, menyampaikan bahwa peluang karir di BI terbuka lebar untuk siapa saja, tanpa memandang latar belakang. Namun, proses seleksi yang ketat menuntut persiapan matang dari para pelamar. "Kami pun berangkat dari keluarga dengan latar belakang yang berbeda-beda, tapi dengan tekad kuat, siapa pun bisa mendapatkan kesempatan ini," ungkapnya di hadapan peserta yang memenuhi auditorium.

Dalam sesi tersebut, peserta diajak memahami proses seleksi PCPM, yang terdiri dari berbagai tahapan kompleks. Mulai dari seleksi administratif hingga wawancara akhir, semuanya dirancang untuk memastikan bahwa kandidat yang terpilih benar-benar memiliki kompetensi, integritas, dan semangat untuk berkontribusi di bank sentral.

Salah satu topik yang paling menarik perhatian adalah detail persyaratan administrasi untuk seleksi PCPM. Berikut beberapa poin utama:

1. Warga Negara Indonesia (WNI) dengan usia maksimal 26 tahun untuk S1 dan 28 tahun untuk S2 per 12 Agustus 2024.
2. IPK minimal 3,00 (skala 4,00).
3. Pendidikan dari berbagai program studi yang relevan, seperti Teknik, Ekonomi, Hukum, Psikologi, dan Komunikasi.
4. Diutamakan memiliki pengalaman berorganisasi di kampus atau kegiatan sosial.

Tidak hanya itu, lulusan perguruan tinggi luar negeri diwajibkan menyerahkan surat penyetaraan ijazah dan konversi IPK dari Ditjen Diktiristek.

Selama acara berlangsung, mahasiswa juga diajak mengenal lebih dalam tentang tahap-tahap seleksi PCPM, yang mencakup:

Seleksi Administrasi untuk memastikan pelamar memenuhi kualifikasi dasar.
1. Tes Potensi Dasar, termasuk pengukuran IQ dan kemampuan berpikir kritis.
2. Tes Kompetensi Teknis, yang menguji penguasaan bahasa Inggris, pengetahuan kebanksentralan, dan wawasan umum.
3. Seleksi Psikologi, untuk menilai kepemimpinan dan perilaku kandidat.
4. Tes Kesehatan dan Psikiatri, guna memastikan kesiapan fisik dan mental.
5. Wawancara Akhir yang melibatkan pejabat senior BI untuk mengevaluasi kesesuaian kandidat.

Ibu Indri juga menekankan bahwa BI tidak hanya mencari kandidat yang cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kemampuan adaptasi dan kepemimpinan.

Selain informasi seputar PCPM, acara ini juga menjadi ajang BI untuk mengenalkan peran strategisnya dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

Reporter : Nanda Fadilah

Jualan Sambil Belajar Siswa MAN 2 Kota Bandung, Buktikan Sikap Mandiri di Kelas

 

Insightcybermedia.com, Bandung - Di tengah kesibukan belajar di MAN 2 Kota Bandung, muncul sebuah inisiatif menarik dari seorang siswa yang tak hanya berfokus pada pelajaran akademik, tetapi juga mengajarkan tentang kewirausahaan. Ammar Bil Ma'ruf, seorang siswa kelas XI di sekolah ini, memulai kegiatan berjualan di kelasnya dengan tujuan untuk memberikan contoh positif kepada teman-temannya mengenai kewirausahaan.
 
Ammar, yang dikenal aktif dalam mengikuti pembelajaran di sekolah, memanfaatkan waktu istirahat untuk menjual berbagai cemilan kepada teman-temannya. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini, tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, tetapi juga sebagai bentuk pengamalan dan skill nya.
 
"Saya ingin menunjukkan bahwa kita bisa berdagang dengan cara yang baik, tidak hanya untuk mencari uang, tetapi juga untuk mendatangkan keberkahan dengan membantu orang tua. Dengan berjualan di kelas, saya bisa belajar tentang tanggung jawab dan mengelola waktu dengan lebih baik, sambil tetap fokus pada pendidikan," ujar Ammar.
 
Untuk pertama kali berjualan yaitu kelas X dan berjualan yang pedas pedas seperti basreng, kripca, dan makroni. Semenjak kelas XI Ammar mengganti jualan nya dengan dimsun dan mochi. Ammar ingin mengubah jualan nya, agar siswa yang membeli tidak bosan dengan menu yang sama. Mungkin pada saat naik kelas nanti, Ammar juga ingin mengubah kembali dengan menu jualan yang berbeda.
 
Banyak sekali dukungan dari teman dan guru, bahwa dengan adanya Ammar berjualan di kelas memudahkan siswa lain nya untuk membeli cemilan tanpa perlu ke Kantin. Mereka juga merasa bangga memiliki teman yang tidak hanya pandai dalam pelajaran, tetapi pintar dalam mengatur uang dan waktu.
 
Reporter: Nisrina Thufailah Robbani
© all rights reserved
made with by templateszoo